“Kak! Kak! Halooo~ Kulo nuwun~ Permisi~ Kak! Kak! Bangun, kak!” “Ah iya, dek!!!” Astaga... Bisa-bisanya aku ketiduran di tempat seperti ini. Malu banget rasanya... ya ampun. “Kak, udah bangun?” “Iya, udah dek. Mau daftar ekstrakurikuler Jepang, ya?” tanyaku dalam keadaan masih setengah sadar. “Iya. Aku udah dari tadi di sini. Tapi, kakaknya nggak bangun-bangun dari tadi.” Suaranya terdengar seperti sedang menahan tawa. “Aduh maaf, ya. Habis begadang sampai jam 3, jadi ngantuk banget. Ini formulirnya, diisi dulu, ya.” “Oke, kak. Langsung kuiisi di sini aja deh.” Aku hendak meminjaminya pulpen, tapi ternyata dia sudah punya. Tampaknya dia anak yang cukup rajin. *** Kupandangi anak ini baik-baik. Perempuan yang cantik. Rambutnya hitam panjang, sedikit di bawah bahu. Kulitnya putih cenderung pucat. Tubuhnya langsing dan tinggi. Kira-kira lebih dari 160 cm. “Kamu kelas 1?” “Bukan, aku kelas 2.” “Loh, berarti kita sama dong. N
Catatan kecil kehidupan