Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Cinta dan Penyesalan (Bagian 3)

  “Kak! Kak! Halooo~ Kulo nuwun~ Permisi~ Kak! Kak! Bangun, kak!” “Ah iya, dek!!!” Astaga... Bisa-bisanya aku ketiduran di tempat seperti ini. Malu banget rasanya... ya ampun. “Kak, udah bangun?” “Iya, udah dek. Mau daftar ekstrakurikuler Jepang, ya?” tanyaku dalam keadaan masih setengah sadar. “Iya. Aku udah dari tadi di sini. Tapi, kakaknya nggak bangun-bangun dari tadi.” Suaranya terdengar seperti sedang menahan tawa.  “Aduh maaf, ya. Habis begadang sampai jam 3, jadi ngantuk banget. Ini formulirnya, diisi dulu, ya.” “Oke, kak. Langsung kuiisi di sini aja deh.” Aku hendak meminjaminya pulpen, tapi ternyata dia sudah punya. Tampaknya dia anak yang cukup rajin. *** Kupandangi anak ini baik-baik. Perempuan yang cantik. Rambutnya hitam panjang, sedikit di bawah bahu. Kulitnya putih cenderung pucat. Tubuhnya langsing dan tinggi. Kira-kira lebih dari 160 cm. “Kamu kelas 1?” “Bukan, aku kelas 2.” “Loh, berarti kita sama dong. N

Cinta dan Penyesalan (Bagian 2)

Risa Kirana Andriani. Dia adalah teman sekelasku semasa kuliahku dulu. Sudah lama aku tidak mendengar kabar darinya. Tahu-tahu sekarang dia sudah mau menikah bulan depan. Waktu memang berlalu cepat sekali. Bukan begitu... Risa bukanlah sekedar teman bagiku. Dia adalah wanita yang dulu pernah kucintai semasa kuliah. Dia adalah orang spesial yang pernah singgah di hatiku. Tidak, itu juga bukan... Mungkin, sampai sekarang aku masih mencintainya. Aku berkata ‘mungkin’ karena aku masih merasakan sesuatu saat mengetahui kabar tentang Risa setelah sekian lama tak bertemu. Terutama ketika aku tahu bahwa dia akan menikah. Itu membuatku sangat syok. *** “Pak, ini skrip yang tadi sudah selesai saya terjemahkan.” “Wah, kerjamu memang cepat. Terima kasih banyak ya, dek Alfa.” “Sama-sama, pak.” “Oh, sekarang sudah hampir jam 4, ya? Kamu boleh siap-siap pulang, deh. Toh, sudah tidak ada pekerjaan lagi dan kantornya sudah sepi dari tadi.” “Baik, pak. Saya permisi kalau

Cinta dan Penyesalan (Bagian 1)

“Oi, bengong aja lo!” “Ah, elo Rio! Ngagetin aja!” “Lah lo siang-siang gini malah bengong. Nggak ikut yang lain makan siang di kafe yang baru buka itu?” “Nggak ah,   bokek nih gue. Gue abis beli handphone baru. Gara-gara handphone lama gue rusak berat. Kagak bisa diservis!” “Kasihan amat lo wkwk!” “Sialan lo!” “Eh, bagus juga gambar lo! Lo pernah belajar gambar dulu?” “Dulu waktu SMA, gue pernah ikut ekskul Jepang. Nah, di ekskul itu gue ngambil bidang Bahasa Jepang dan Manga. Lo tau manga, kan?” “Tau lah. Gue juga demen baca manga alias komik Jepang!” “Tumben lo langsung tau.” “Ah, kampret lo! Eh, bikinin gue gambar dong! Gambarin muka gue versi manga hehe.” “Duh gimana ya... ini aja gue iseng-iseng gambar. Gue udah lama nggak gambar. Tangan gue udah kaku.” “Alah, nggak usah bagus-bagus banget lah.” (Ting-tong) Tiba-tiba handphone si Rio berbunyi. Dia langsung cepat-cepat membuka pesan yang masuk. “Eh, gue duluan ya? Udah pada ditungguin yang l