Skip to main content

Cinta dan Penyesalan (Bagian 1)


“Oi, bengong aja lo!”
“Ah, elo Rio! Ngagetin aja!”
“Lah lo siang-siang gini malah bengong. Nggak ikut yang lain makan siang di kafe yang baru buka itu?”
“Nggak ah,  bokek nih gue. Gue abis beli handphone baru. Gara-gara handphone lama gue rusak berat. Kagak bisa diservis!”
“Kasihan amat lo wkwk!”
“Sialan lo!”
“Eh, bagus juga gambar lo! Lo pernah belajar gambar dulu?”
“Dulu waktu SMA, gue pernah ikut ekskul Jepang. Nah, di ekskul itu gue ngambil bidang Bahasa Jepang dan Manga. Lo tau manga, kan?”
“Tau lah. Gue juga demen baca manga alias komik Jepang!”
“Tumben lo langsung tau.”
“Ah, kampret lo! Eh, bikinin gue gambar dong! Gambarin muka gue versi manga hehe.”
“Duh gimana ya... ini aja gue iseng-iseng gambar. Gue udah lama nggak gambar. Tangan gue udah kaku.”
“Alah, nggak usah bagus-bagus banget lah.”

(Ting-tong)
Tiba-tiba handphone si Rio berbunyi. Dia langsung cepat-cepat membuka pesan yang masuk.

“Eh, gue duluan ya? Udah pada ditungguin yang lain nih.  Jangan lupa gambar muka gue! Oke?“
“Iya iya, udah pergi jauh-jauh sono!”
“Ah, judes amat lo kayak nenek-nenek!”

Rio pun segera meninggalkan ruangan kantor. Dia memang paling semangat kalau ngomongin kuliner, terutama kalau ada kafe atau warung yang baru buka. Dia pecinta kuliner sejati.

***
Entah mengapa hari ini aku tidak semangat bekerja. Saat jam istirahat pun aku malah menggambar tidak jelas. Sudah lama rasanya tidak corat-coret buku catatan seperti ini. Jadi ingat masa-masa SMA dulu. Ah, aku sebenarnya tidak ingin mengingat masa-masa SMA. Lebih banyak hal yang pahit daripada manisnya, haha.

Ah, maaf ya tadi kami berbicara dengan bahasa “lo-gue”. Yah, mau bagaimana lagi, sekarang aku bekerja di perusahaan penerbitan terkenal di Jakarta. Mau tidak mau aku harus menyesuaikan diri dengan budaya dan bahasa yang dipakai di sini. Padahal aku aslinya orang Jawa Timur yang biasa ngomong cak cuk cak cuk, haha. Salam kenal, ayas kera Ngalam asli.

"Dek Alfa!" 

Tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku.

"Oh, iya pak!" 

Ah, ternyata itu adalah Pak Mahmud, salah satu editor di kantorku.

"Ini, dek. Ini ada skrip yang harus diterjemahkan. Nanti kamu kerjakan kalau sudah selesai jam makan siang, ya?"
"Siap, pak! Ngomong-ngomong ini bahasa apa, pak?"
"Itu bahasa Jepang, keahlianmu."
"Oh bahasa Jepang, jangan ditanya kalau itu pak. Nanti saya selesaikan secepatnya."
"Mantap, selamat bekerja, ya!"
"Oke, pak!"

***
Aku sudah merantau di Jakarta kurang lebih 2 tahun. Setelah lulus kuliah, aku diterima di sebuah perusahaan penerbitan terkenal di Jakarta. Pekerjaanku adalah menerjemahkan teks-teks berbahasa asing. Aku menguasai Bahasa Jepang, Inggris, dan Mandarin.  Tapi, aku lebih banyak mendapat pekerjaan menerjemahkan teks berbahasa Jepang dan Inggris. Teks Bahasa Mandarin cuma pernah 2 kali. Ngomong-ngomong, pekerjaanku ini tidak ada hubungannya dengan kuliahku dulu. Aku sebenarnya lulusan Hubungan Internasional yang gelarnya Sarjana Ilmu Politik . Harusnya sih ilmuku lebih bermanfaat jika aku bekerja di Kemenlu atau  LSM internasional. Tapi, entah kenapa aku tidak tertarik sama sekali, hehe.

***
Entah kenapa waktu terasa berjalan begitu lambat. Jam istirahat yang cuma 1 jam pun menjadi terasa begitu lama. Tidak terasa buku catatanku sudah penuh dengan coretan tanganku. Gambarku ternyata masih bagus seperti dulu. Hanya terasa sedikit kaku saja, tidak sealami dulu waktu masih kuliah.

“Aaaahhhh...  hari ini rasanya membosankan sekali. “

Aku meregangkan badanku kuat-kuat. Badanku rasanya penat sekali.
Aku melihat sekelilingku. Suasana kantor selalu sepi seperti biasa.

Wajar sih. Itu karena kantor ini dipenuhi para editor yang hampir selalu bertugas di luar. Para editor itu biasanya mengadakan pertemuan dengan para penulis atau komikus di luar kantor. Atau biasanya... mereka mengejar-ngejar para penulis atau komikus yang sudah mendekati waktu deadline. Hihihi, mirip cerita-cerita di komik Jepang. Oh iya, aku belum bilang ya kalau perusahaan kami juga menerbitkan komik? Perusahaan kami menerbitkan komik lokal dan komik asing. Sebenarnya aku sangat ingin bekerja menerjemahkan komik asing, tapi entah mengapa aku tidak ditempatkan di sana.

(Ting-tong)

Kali ini giliran handphoneku yang berbunyi.
Kulihat ada pesan yang masuk. Nama Pengirimnya adalah Andi.

“Hah, Andi? Ada apa tiba-tiba dia mengirim pesan padaku? Tidak biasanya...” gumamku bertanya-tanya.

Aku segera membuka pesan yang masuk itu.

Hei, Alfa! Gimana kabarmu sekarang?
Kudengar Risa dari kelas kita akan menikah bulan depan.
Kamu sudah dengar kabar soal itu?
Lama nggak ketemu tiba-tiba udah mau nikah aja XD

Aku hanya diam terpaku.
Pikiranku seketika kosong.

“Risa menikah?”

(bersambung)

Comments

Popular posts from this blog

Cinta dan Penyesalan (Bagian 3)

  “Kak! Kak! Halooo~ Kulo nuwun~ Permisi~ Kak! Kak! Bangun, kak!” “Ah iya, dek!!!” Astaga... Bisa-bisanya aku ketiduran di tempat seperti ini. Malu banget rasanya... ya ampun. “Kak, udah bangun?” “Iya, udah dek. Mau daftar ekstrakurikuler Jepang, ya?” tanyaku dalam keadaan masih setengah sadar. “Iya. Aku udah dari tadi di sini. Tapi, kakaknya nggak bangun-bangun dari tadi.” Suaranya terdengar seperti sedang menahan tawa.  “Aduh maaf, ya. Habis begadang sampai jam 3, jadi ngantuk banget. Ini formulirnya, diisi dulu, ya.” “Oke, kak. Langsung kuiisi di sini aja deh.” Aku hendak meminjaminya pulpen, tapi ternyata dia sudah punya. Tampaknya dia anak yang cukup rajin. *** Kupandangi anak ini baik-baik. Perempuan yang cantik. Rambutnya hitam panjang, sedikit di bawah bahu. Kulitnya putih cenderung pucat. Tubuhnya langsing dan tinggi. Kira-kira lebih dari 160 cm. “Kamu kelas 1?” “Bukan, aku kelas 2.” “Loh, berarti kita sam...

Beranikah Amerika Serikat Memutus Hubungan Dagang dengan Tiongkok?

Panasnya tensi politik di Semenanjung Korea akhir-akhir ini nampaknya akan membuat hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menjadi semakin renggang. Sinyal ini muncul dari ‘cuitan’ Presiden AS Donald Trump dalam akun Twitter-nya di awal September. Trump menyatakan bahwa AS akan mempertimbangkan opsi untuk memutus hubungan dagang dengan siapapun negara yang menjalin bisnis dengan Korea Utara. Pernyataan ini tentunya cukup mengejutkan mengingat rekan bisnis terbesar Korea Utara adalah Tiongkok, dimana 90% barang-barang yang masuk ke Korea Utara berasal dari Tiongkok. Itu artinya hubungan dagang AS-Tiongkok akan terancam berakhir. Hubungan dagang AS-Tiongkok sebenarnya jauh lebih mesra dibandingkan apa yang diperkirakan masyarakat selama ini. Dengan total nilai perdagangan barang dan jasa yang mencapai 648,2 miliar dolar AS pada tahun 2016, Tiongkok adalah rekan bisnis nomor 1 bagi AS, sekaligus pasar terbesar ketiga untuk barang-barang buatan AS. Bahkan laporan dari Oxford...

Meredakan Ketegangan di Semenanjung Korea

Masyarakat dunia dalam sebulan terakhir dibuat cemas oleh potensi pecahnya perang di Semenanjung Korea. Panasnya situasi di Semenanjung Korea terjadi karena kedua kubu yang terlibat sama-sama enggan mengendurkan agresivitasnya . Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal untuk kesekian kalinya, mereka bahkan mengklaim telah sukses mengujicobakan bom hidrogen yang sempat memicu terjadinya gempa palsu. Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan melakukan latihan militer besar-besaran yang dianggap Korea Utara sebagai tindakan provokasi. Situasi menjadi kian panas ketika Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa AS telah mencoret opsi diplomatik dengan Korea Utara. AS bahkan memperingatkan akan menggunakan opsi militer apabila Korea Utara melakukan tindakan yang dapat mengancam keamanan negara-negara aliansi. Atas tindakan provokatif Korea Utara, AS menginginkan agar Korea Utara diberi sanksi yang seberat mungkin. Namun, Rusia dan Tiongkok tidak setuju dengan renca...